watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

istri pak hakim

Ini adalah cerita tentang masa laluku, Namaku
Willy, ketika itu aku berusia 21 tahunan, kala itu
aku bekerja di salah satu perusahaan swasta.
Aku datang dari sebuah kota di Jawa Barat.
Karena saudara-saudaraku jauh dari tempat
kerjaku, terpaksa aku harus mencari tempat kost
yg dekat dengan kerjaanku.
Singkat cerita, aku dapat tempat kost di wilayah
kwitang, jakarta pusat. Lumayan gak bagus tapi
bisa nyenyak tidur, murah lagi bayarannya,
cuma ya kamar mandinya masih bareng-bareng
dengan warga sekitar. Kebetulan yg punya kost
adalah orangtuanya temen kerjaku.
Tak terasa enam bulan sudah aku kost, makin
banyak kenal juga aku dengan penduduk sekitar.
Tapi herannya kenapa aku susah kenalnya
dengan tetangga yang persis di samping tempat
kostku. Kalo ketemu sih saling sapa cuma gak
pernah ngobrol, dia adalah istri seorang pegawai
Departemen Kehakiman, kalo dengan suaminya
sih akrab, malah suka ngongkrong bareng ketika
santai, sedangkan istrinya yang berwajah ayu yg
kebetulah kelahiran daerah Jawa Tengah tidak
begitu akrab, padahal kalo berpapasan....uhhhhh
pandangannya itu menjadi tanda tanya bagi
insting nakalku....tembus kedalam hati.
Si istri tersebut bernama Dewi, aku
memanggilnya Mbak Dewi, kegiatan sehari-
harinya adalah mengelola salon kecantikan yang
tak jah lokasinya dari tempat kostku. Hampir
setiap berpapasan tatapan matanya tak pernah
lepas dari pandanganku sampai aku malu sendiri
dan kalah pandangan. Dia selalu memandang
dengan senyumnya yang manis. Kebetulan
memang orangnya hitam manis.
Suatu ketika aku pulang larut dari kerjaan, sekitar
jam 22.30, aku selalu melewati derah kamar
mandi menuju ke kamar kost ku....tersentak
hatiku melihat sosok wanita jongkok sedang
cebok..krecek krecek...krecek bunyi airnya kala
itu. Dia tak memperhatikan suasana sekitar dan
tak tahu aku sedang mengamatinnya sambil
pura-pura membetulkan tali sepatu..........dia
langsung bangun dan membetulkan celana
dalamnya setelah cebok. Deg deg deg jantungku
berdebar melihat bokongnya yang mulus.
"Eh..ada orang...kirain sepi:, kaget dia ketika
melihatku...berada sekitar dua meter darinya. Eh
emmmba agak gugup aku, tali sepatuku lepas
mbak...aku kira juga gak ada orang, kataku
sambil menyeringai agak malu.
Hmmmm, betulin sepatu apa hmmmmm,
katanya kepadaku. Semakin malu aku
dibuatnya.."willy, kamu liatin mbak yah tadi",
katanya dengan pelan. Eng..engga mbak, mang
mbak lagi ngapain, jawabku. "yang
beneerrrrrrrrr", serunya lagi. Hmmmm dikit
mbak heheheh kataku sambil ketawa kecil. Tak
sadar penisku sdah tegang, sehingga celana
bagian depan menyembul.
"Dasar kamu tuh yah", katanya lagi sambil
mencubit tanganku dan langsung masuk ke
rumahnya.
Setelah kejadian itu, malamnya aku gak bisa tidur
membayangkan bercita dengan Mbak Dewi. Tak
tahan aku, akhirnya melakukan onani sambil
membayang kan apa yang baru aku lihat
beberapa jam yang lalu.
***
Semakin hari semakin terbayang wajah Mbak
Dewi, tak tahan rasanya ingin menyentu mbak
Dewi. Ketika malam tiba aku nongkrong di depan
kamar kostku, berharap bertemu mbak Dewi,
sejam dua jam hingga 9 malam kala itu, terlihat
mbak Dewi turun dari taxi, berdebar rasa
jantungku, memikirkan rencana bagai mana
caranya berdekatan dengannya.
Hampir sampai dia ke dekatku,aku berdiri pura
pura mau jalan ke arahnya....seperti biasa
tatapan dan senyumnya yang menggoda
menembus hatiku.."dari mana mbak, kok
malam pulangnya" tanyaku. Abis belanja cat
rambur, kebetulan jalannya macet jadi
kemalaman deh, jawabnya sambil tersenyum.
Sambil berpapasan kuberanikan diri tuk
menempelnya agak bertubrukan, ...nyelllll terasa
ada benda yg kenyal menyentuh sikutku...detik
itu juga kemaluanku tegang. "Mmmaaf mbak
gak sengaja", kataku...."hehehehhehe kamu tuh
bisa aja, ga apa apa kok wil, gak sengaja kan",
jawabnya sambil tersenyum dan melanjutkan
perjalanan ke rumahnya.
Ampuuuuuuuuuuuuun, makin bingun aku
dengan sikap mbak Dewi, seolah olah meberi
lampu hijau kepadaku. Semakin gila imajinasiku
terhadap mbak Dewi. Semakin hari semakin
senewen.
Akhirnya pada suatu hari aku mempunya ide tuk
bertemu langsung dengannya, dengan cara
mendatangi salonnya, dengan alasan memotong
rambut. Hari itu aku tidak kerja, demi
menjalankan misiku yang penuh gairah.
Kudatangi salon mbak Dewi sekitar jam 11 siang.
Kebetulan dia bekerja sendiri tanpa asisten.
"Siang mbak", salamku terhadapnya. :Siang, eh
willy ada apa, tumben kesini", jawabnya. Mau
potong rambut mbak, dan panjang neh biar
rapih aja. oooo, boleh tunggu yah, kata mbak
Dewi.
Hari itu dia memakan rok hitam dan kaos putih
bak orang training, senyum dan pandangannya
tidak berubah tetap menggoda hatiku. "ayo wil
katanya mau potong rambut" tanya nya. Iya
mbak, langsung aku duduk di kursi, dan mbak
dewi siap memotong rambutku. Tak karuan rasa
hatiku ketika mbak Dewi mulai memotong
rambutku. Berkeringat tubuhku, "kenapa wil,
gerah", tanyanya. Nggak Mbak Dewi, nggak
gerah kok, jawabku. "Nah itu berkeringat" tanya
nya lagi sambil tersenyum.
"Mmmmm, aku berkeringat karena dekat
dengan mbak Dewi ", upsss kelepasan aku
ngomong...."hihihihihi mbak Dewi ketawa geli,
kenapa kok deket saya jadi gerah emangnya
saya kompor" katanya lagi.
Tak tahan dengan hasrat ku, kulepaskan penutuh
tubuhku yang dijadikan alas rambut. Kutarik
mbak Dewi ke bagian belakang...sini dulu bentar
mbak...wilyyyy, ada apa sih, kata mbak Dewi
tapi tetap menuruti ajakanku.
Setibanya di belakang, langsung kupeluk dia
dengan erat, ohh mbak ini yg akuharapkan dari
mbak, "wil, apa-apan sih kamu nanti takut ada
tamu nih" gumam mbak dewi. Tpi tak
kulepaskan pelukanku, semakin ganas diriku, ku
pegang bokongnya yang membuat aku tergila-
gila setelah dia pipis dulu. Dia sedikit berontak
dan malah terjatuh ke dipan tempat creambath,
dan posisi kami sekarang berubah. Dia berada
dibawahku sementara aku menindih.
Kusingkabkan rok hitamnya dan oohhhh terlihat
sembulan indah yang terhalang celana dalam
tipis warna putih.
Semakin jalang saja aku sambil menindih tangan
kananku menyelinak ke celana dalamnya. ku
elus-elus kemaluannya....hmmm mulai
basah.."willllll kamu nih, pintunya belum ditutup
biar aku tutup dulu pintunya" gumamnya
dengan wajah yg mulai memerah. Takut itu
hanya alasan akhirnya aku bilang, biar aku yg
tutup pintunya, kalo mbak yg tutup nanti malah
pergi mbak. sebelum pergi menutup pintu,
kupelorotkan dulu celana dalamnya....oooohhh
indahnya pemandangan kali ini, bulu vaginanya
tipis. Langsung aku bergegas menutup pintu yg
hanya berjarak tiga meter dari belakang.
Dengan penuh nafsu aku bergegas menuju
belakang, alangkah kagetnya aku melihat mbak
Dewi tidak ada di tempat Creambath.....langsung
aku sibak gorden penghalang dekat kamar
mandi belakang. Oh my god, leboh kaget lagi
mbak dewi ternyata malah sudah telanjang bulat
sambil tersenyum padaku.....langsung saja aku
menyergapya, ooww putingnya sudah berdiri
dan langsung saja aku menghisapnya,
ohhhhohhhh, mbak dewi menggelinjang, tak
kuhiraukan, bibirku menghisap terus putingnya
yg mencuat, sementara tangan kiriku meremas-
remas payudara kirinya. Tangan kananku tak
mau kalah...bergerilya di sekitar kemaluannya yg
suda basah.
Begitu juga mbak Dewi, di tak mau kalah,
tangannya memegang kemaluanku dengan
penuh perasaan.....15 menit kamu melakukan
pemanasan. "Mbak, aku mau masukin yah"
pintaku dengan penuh nafsu..mbak dewi hanya
mengangguk. Kutuntun mbak dewi ke tempat
creambath, kucelentangkan dia...oohhh
vaginanya mengangga, tanpa basa basi
langsung saja kumasukan
kemaluanku...blesssssssssssssssssssss, mbak
dewi sedikit tersentak sambil
menyeringai....bleess bleess bleess bleess bleess
bleess bleess bleess bleess bleess ooohhh bleess
bleess bleess kukeluar masukan penisku dalam
vagina mbak
dewi........ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
willllll, mbak dewi baru terdengan suara
kerasnya.....ssssssssst jangan terlalu keras nanti
kedengaran yg lain, kataku. Kulanjutkan
pergerakan ku, kulipat kaki mbak dewi keatas
sehingga kemaluannya menyempit kugoyang
kemaluanku dengan penuh rasa....srep srep srep
srep sreppppp kutahan dan ku putar
kemaluanku dalam
vaginanya...mbaaaaaaaaaaaaakkk
aku...oooohhhh cretttttttttt cretttttt crettttttttt
ooohhh mbak dewi memeluku dengan erah
oooooohh dia juga berteriak, ternyata dia juga
merasakan ejakulasi. ooooh tubuh akmi berdua
penuh keringat. ku kecup bibir mbak
dewi...."terima kasih mbak" kataku/....sama-
sama will harusnya mbak yg terima kasih...."loh
kok", tanyaku bingung.
Gini will, aku gak pernah dapet kepuasan dari
suamiku, selain dia ejakulasi dini, penisnya itu
loh, kuecil kealingan perutnya yg gendut.
Makanya aku terimakasih sama kamu karena
sudah setahun mbak gak ejakulasi dari making
love. Cuppppppppph katanya sambil mengecup
bibirku.
Berarti lain kali bisa lagi dong mbak
hehehehe....pintaku..."terserah kamu will", mbak
jadi suka ma kamu, lalu kami berpelukan lagi
dengan erat... dah dulu yah will, takut ada
tamu...katanya.
Aku langsung mengenakan pakaian dan
mengelap keringat, setelah itu aku langsung
pulang ke kost an dengan hati yang riang atas
keberhasilanku. Hampir gak percaya semua itu
akan terjadi dan ternyata memang mbak Dewi
membutuhkanku.
Kakak Iparku
Posted: 12 Jan 2008 08:28 PM CST
Kejadian ini berlangsung kira-kira 2 tahun yang
lalu, waktu itu aku diminta oleh ibu mertua untuk
mengambil suatu barang di rumah kakak ipar
perempuanku sekalian menengok dia karena
sudah lama tidak ketemu.
Kakak iparku ini (sebut saja namanya Ina)
memang tinggal sendirian, walaupun sudah
kimpoi tetapi belum punya anak dan saat ini
sudah pisah ranjang dengan suaminya yang
kerja di kota lain. Aku sampai di rumahnya
sekitar jam 19:00 dan langsung mengetuk pintu
pagarnya yang sudah terkunci. Tak lama
kemudian Ina muncul dari dalam dan sudah
tahu bahwa aku akan datang malam ini.
"Ayo Yan, masuk..., langsung dari kantor?,
Sorry pintunya sudah digembok, soalnya Ina
tinggal sendiri jadi harus hati-hati", Sambutnya.
Ina malam itu sudah memakai daster tidur
karena toh yang bakalan datang juga masih
terhitung adiknya, daster yang dia pakai
mempunyai potongan leher yang lebar dengan
model tangan 'you can see'.
Kami kemudian ngobrol dan nonton TV sambil
duduk bersebelahan di sofa ruang tengah.
Selama ngobrol, Ina sering bolak-balik
mengambil minuman dan snack buat kita
berdua. Setiap dia menyajikan makanan atau
minuman di meja, secara tidak sengaja aku
mendapat kesempatan melihat kedalam
dasternya yang menampilkan kedua
payudaranya secara utuh karena Ina tidak
memakai BH lagi dibalik dasternya. Ina memang
lebih cantik dari istriku, tubuhnya mungil dengan
kulit yang putih dan rambut yang panjang
tergerai. Walaupun sudah kimpoi cukup lama
tapi karena tidak punya anak tubuhnya masih
terlihat langsing dan ramping. Payudaranya
yang kelihatan olehku, walaupun tidak terlalu
besar tetapi tetap padat dan membulat. Melihat
pemandangan begini terus-menerus aku mulai
tidak bisa berpikir jernih lagi dan puncaknya tiba-
tiba kusergap dan tindih Ina di sofa sambil
berusaha menciumi bibirnya dan meremas-
remas payudaranya.
Ina kaget dan menjerit, "Yan, apa-apaan kamu
ini!".
Dengan sekuat tenaga dia mencoba berontak,
menampar, mencakar dan menendang-
nendang. Tapi perlawanannya membuat
birahiku semakin tinggi apalagi akibat gerakannya
itu pakaiannya menjadi makin tidak karuan dan
semakin merangsang.
"Breett...", daster bagian atas kurobek ke bawah
sehingga sekarang kedua payudaranya
terpampang dengan jelas. Putingnya yang
berwarna coklat tua terlihat kontras dengan
kulitnya yang putih bersih.
Ina terlihat shock dengan kekasaranku,
perlawanannya mulai melemah dan kedua
tangannya berusaha menutup dadanya yang
terbuka.
"Yan..., ingat, kamu itu adikku...", rintihnya
memelas.
Aku tidak mempedulikan rintihannya dan terus
kutarik daster yang sudah robek itu ke bawah
sekaligus dengan celana dalamnya yang sudah
aku tidak ingat lagi warnanya. Sekarang dengan
jelas dapat kulihat vaginanya yang ditumbuhi
dengan bulu-bulu hitam yang terawat baik.
Setelah berhasil menelanjangi Ina, kulepaskan
pegangan pada dia dan berdiri di sampingnya
sambil mulai melepaskan bajuku satu persatu
dengan tenang. Ina mulai menangis sambil
meringkuk di atas sofa sambil sebisa mungkin
mencoba menutupi badannya dengan kedua
tangannya. Saat itu pikiranku mulai jernih
kembali menyadari apa yang telah kulakukan tapi
pada titik itu, aku merasa tidak bisa mundur lagi
dan aku putuskan untuk berlaku lebih halus.
Setelah aku sendiri telanjang, kubopong tubuh
mungil Ina ke kamarnya dan kuletakkan dengan
lembut di atas ranjang. Dengan halus kutepiskan
tangannya yang masih menutupi payudara dan
vaginanya, kemudian aku mulai menindih
badannya. Ina tidak melawan. Ina memalingkan
muka dengan mata terpejam dan berurai air
mata setiap kali aku mencoba mencium bibirnya.
Gagal mencium bibirnya, aku teruskan
menciumi telinga, leher dada dan berhenti untuk
mengulum puting dan meremas-remas
payudara satunya lagi. Ina tidak bereaksi. Aku
lanjutkan petualangan bibirku lebih ke bawah,
perut dan vaginanya sambil merentangkan
pahanya lebar-lebar terlebih dahulu. Aku mulai
dengan menjilati dan menghisap clitorisnya yang
cukup kecil karena sudah disunat (sama dengan
istriku). Ina mulai bereaksi. Setiap kuhisap
clitorisnya Ina mulai mengangkat pantatnya
mengikuti arah hisapan.
Kemudian dengan lidah, kucoba membuka labia
minoranya dan memainkan lidahku pada bagian
dalam liang senggamanya. Tangan Ina mulai
meremas-remas kain sprei sambil menggigit
bibir. Ketika vaginanya mulai basah kumasukkan
jari menggantikan lidahku yang kembali
berpindah ke puting payudaranya. Mula-mula
hanya satu jari kemudian disusul dua jari yang
bergerak keluar masuk liang senggamanya. Ina
mulai berdesah dan memalingkan mukanya ke
kiri dan ke kanan. Sekitar dua atau tiga menit
kemudian aku tarik tanganku dari vaginanya.
Merasakan ini, Ina membuka matanya (yang
selama ini selalu tertutup) dan menatapku
dengan pandangan penuh harap seakan ingin
diberi sesuatu yang sangat berharga tapi tidak
berani ngomong. Aku segera merubah posisi
badanku untuk segera menyetubuhinya. Melihat
posisi 'tempur' seperti itu, pandangan matanya
berubah menjadi tenang dan kembali menutup
matanya. Kuarahkan penisku ke bibir vaginanya
yang sudah berwarna merah matang dan
sangat becek itu. Secara perlahan penisku masuk
ke liang senggamanya dan Ina hanya mengigit
bibirnya. Tiba-tiba tangan Ina bergerak
memegang sisa batang penisku yang belum
sempat masuk, sehingga penetrasiku tertahan.
"Yan, kita tidak boleh melakukan hal ini...", Kata
Ina setengah berbisik sambil memandangku.
Tapi waktu kulihat matanya, sama sekali tidak
ada penolakkan bahkan lebih terlihat adanya
birahi yang tertahan. Aku tahu dia berkata begitu
untuk berusaha memperoleh pembenaran atas
perbuatan yang sekarang jadi sangat
diinginkannya.
"Tidak apa-apa 'Na, kita kan bukan saudara
kandung, jadi ini bukan incest", Jawabku.
"Nikmati saja dan lupakan yang lainnya".
Mendengar perkataanku itu, Ina melepaskan
pegangannya pada penisku yang sekaligus aku
tangkap sebagai instruksi untuk melanjutkan
'perkosaannya'. Dalam 'posisi standard' itu aku
mulai memompa Ina dengan gerakan perlahan,
setiap kali penisku masuk, aku ambil sisi liang
senggama yang berbeda sambil mengamati
reaksinya. Dari eksperimen awal ini aku tahu
bahwa bagian paling sensitif dia terletak pada
dinding dalam bagian atas yang kemudian
menjadi titik sasaran penisku selanjutnya.
Strategi ini ternyata cukup efektif karena belum
sampai dua menit Ina sudah orgasme,
tangannya yang asalnya hanya meremas-remas
sprei tiba-tiba berpindah ke pantatku. Ina dengan
kedua tangannya berusaha menekan pantatku
supaya penisku masuk semakin dalam,
sedangkan dia sendiri mengangkat dan
menggoyangkan pantatnya untuk membantu
semakin membenamnya penisku itu. Untuk
sementara kubiarkan dia mengambil alih.
"sshh..., aahh", rintihnya berulang-ulang setiap
kali penisku terbenam.
Setelah Ina mulai reda, inisiatif aku ambil kembali
dengan merubah posisi badanku untuk style
'pumping flesh' untuk mulai memanaskan
kembali birahinya yang dilanjutkan dengan style
'stand hard' (kedua kaki Ina dirapatkan, kakiku
terbuka dan dikaitkan ke betisnya). Style ini
kuambil karena cocok dengan cewek yang
bagian sensitifnya seperti Ina dimana vagina Ina
tertarik ke atas oleh gerakan penis yang
cenderung vertikal. Ina mengalami dua kali
orgasme dalam posisi ini.
Ketika gerakan Ina semakin liar dan juga aku
mulai merasa akan ejakulasi aku rubah stylenya
lagi menjadi 'frogwalk' (kedua kaki Ina tetap rapat
dan aku setengah berlutut/berjongkok). Dalam
posisi ini setiap kali aku tusukkan penisku,
otomatis vagina sampai pantat Ina akan
terangkat sedikit dari permukaan kasur
menimbulkan sensasi yang luar biasa sampai
pupil mata Ina hanya terlihat setengahnya dan
mulutnya mengeluarkan erangan bukan rintihan
lagi.
"Na, aku sudah mau keluar. Di mana
keluarinnya?", Kataku sambil terus memompa
secara pelan tapi dalam.
"ddi dalam saja..., di dalam saja, aahh..., jangan
pedulikan", Ina mejawab ditengah erangan
kenikmatannya.
"Aku keluar sekarraang...", teriakku.
Aku tekan vaginanya keras-keras sampai
terangkat sekitar 10 cm dari kasurnya dan cairan
kenikmatan tersemprot dengan kerasnya yang
menyebabkan untuk sesaat aku lupa akan dunia.
"Jangan di cabut dulu Yan...", bisik Ina.
Sambil mengatur napas lagi, aku rentangkan
kembali kedua paha Ina dan aku pompa penisku
pelan-pelan dengan menekan permukaan bawah
vagina pada waktu ditarik. Dengan cara ini
sebagian sperma yang tadi disemprotkan bisa
dikeluarkan lagi sambil tetap dapat menikmati
sisa-sisa birahi. Ina menjawabnya dengan
hisapan-hisapan kecil pada penisku dari
vaginanya
"Yan, kenapa kamu lakukan ini ke Ina?", tanyanya
sambil memeluk pinggangku.
"Kamu sendiri rasanya gimana?", aku balik
bertanya.
"Mulanya kaget dan takut, tapi setelah kamu
berubah memperlakukan Ina dengan lembut
tiba-tiba birahi Ina terpancing dan akhirnya turut
menikmati apa yang belum pernah Ina rasakan
selama ini termasuk dari suami Ina", Jawabnya.
Kita kemudian mengobrol seolah-olah tidak ada
kejadian apa-apa dan sebelum pulang
kusetubuhi Ina sekali lagi, kali ini dengan
sukarela. Sejak malam itu, aku 'memelihara'
kakak iparku dengan memberinya nafkah lahir
dan batin menggantikan suaminya yang sudah
tidak mempedulikannya lagi. Ina tidak pernah
menuntut lebih karena istriku adalah adiknya dan
aku membalasnya dengan menjadikan
'pendamping tetap' setiap aku pergi ke luar kota
atau ke luar negeri.


Adult | GO HOME | Exit
1/1416
U-ON

inc Powered by Xtgem.com